Drilling Fluid: Function of Drilling Mud
KEGUNAAN LUMPUR PEMBORAN
KEGUNAAN
Tujuan
utama penggnuaan lumpur dalam suatu
pekerjaan pemboran adalah
agar pekerjaan itu dapat diselesaikan dengan biaya yang serendah - rendahnya.
Hal itu
dapat dilihat dari beberapa kegunaan utama dari lumpur
pemboran sebagai berikut:
Mengangkat
serbuk bor dari dalam lubang.
Tujuan utama
dari lumpur pemboran adalah untuk
membawa serbuk
bor dari dalam lubang bor selama proses pemboran berlangsung.
Beberapa
hal
yang
berpengaruh
dalam proses pengangkatan serbuk
bor ini, diantaranya
adalah kecepatan bergerak fluida tersebut
dari dasar lubang sampai kepermukaan yang sering kita sebut
sebagai kecepatan di annulus
(annular velocity). Kecepatan bergerak di
annulus
ini dipengaruhi langsung oleh tekanan
pompa (pump
out put). Selama tekanan pompa dapat memberikan kecepatan bergerak dari fluida
yang
cukup,
maka
serbuk
bor
tersebut akan dapat terangkat kepermukaan dengan baik.
Kekentalan dan berat jenis (density) dari lumpur pemboran
adalah dua hal yang akan berpengaruh terhadap kemampuan
mengangkat serbuk bor kepermukaan (lifting capacity). Kemampuan
mengangkat
serbuk bor ini biasanya
bertambah
besar
bila
kekentalan dan berat jenis
dar:i
lumpur tersebut bertambah
besar. Hal ini diterangkan
lebih lanjut dalam hydraulic.
Pendingin
dan pelumas mata bor dan rangkaian pipa bor.
Pada waktu pipa dan mata bor berputar, selalu akan timbul
panas. Disini lumpur pemboran akan berfungsi sebagai pendingin clan
merupakan pelumas terhadap rangkaian pipa
bor,
sehingga
dapat memperlambat kerusakan mata
bor
(memperpanjang bit life). Lumpur
minyak dan special
additive seperti lubricant dan lain - lain,
dapat digunakan/ditambahkan bila
diperlukan pelumasan yang lebih baik terhadap mata bor.
Penahan tekanan formasi.
Dalam proses pemboran ada kemungkinan untuk
menembus lapisan - lapisan minyak, air, shale
atau
gas. Oleh
karena
itu
harus
dijaga
agar besamya
tekanan hidrostatik selalu
memadai untuk
melawan tekanan - tekanan dari formasi tersebut. Besamya tekanan hidrostatik
tergantung
dari
berat jenis lumpur
dan tinggi kolom
cairan. Dalam hal ini yang bisa kita lakukan
dalam adalah menjaga
agar berat jenis
lumpur selalu cukup untuk mendapatkan tekanan hidrostatik yang sesuai dengan kebutuhan.
Rumus tekanan hidrostatik
adalah sebagai berikut:
HP (psi) = 0.052 x kedalaman (ft) x beratjenis (lb/gal)
HP (psi) = 0.00695 x kedalaman (ft) x berat jenis (lb/ft3)
HP (kg/crrr') = 0.1 x kedalaman
(m) x beratjenis (gr/crrr')
Menahan keruntuhan (caving)
dinding lubang bor.
Tekanan hidrostatik juga
memberikan tekanan terhadap dinding lubang
bor sehingga dapat menahan
dinding agar
tidak runtuh. Pada daerah - daerah
tertentu diperlukan suatu sifat
dari
lumpur
pemboran
dimana
air tapisan harus diusahakan sekecil - kecilnya untuk menjaga kemungkinan runtuhnya shale ke dalam lubang bor.
Menyangga serbuk bor dan bahan pemberat agar tidak mengendap
saat aliran berhenti.
Apabila tidak ada aliran, stop sirkulasi,
karena
pompa
dimatikan,
menyambung
rangkaian pipa dan sebagainya,
lumpur pemboran harus
mampu menahan serbuk bor
dan bahan pemberat lainnya agar tidak turun mengendap didasar
lubang bor.
Hal - hal yang mempengaruhi kemampuan menyangga ini adalah:
Ā·
Sifat mengagar/hyxotropic dari lumpur
Ā·
Berat jenis dari lumpur pemboran
Ā·
Kekentalan dari lumpur
Ā·
Berat jenis dari serbuk
bor
Ā·
Ukuran dan bentuk dari serbuk bor
Menyangga sebagian berat rangkaian pipa atau selubung.
Buoyancy
effect dari lumpur
pemboran akan
menjadi
sangat
penting
denga bertambah dalamnya pemboran, yaitu
akan membantu mengurangi beban yang harus ditahan oleh
peralatan dipermukaan. Hal
ini
karena
lumpur
pemboran akan menyangga berat rangkaian seberat
volume fluida yang dipindahkan. Buoyancy effect ini akan bertambah besar dengan bertambah besamya berat jenis lumpur.
Memperkecil kerusakan terhadap zona productive
Harus dipertimbangkan adanya
reaksi antara lumpur pemboran terhadap zona produktif yang dibor. Bila formasi
permeable dibor,
maka filter cake akan terbentuk pada dindingnya. Filter
cake
yang
berkualitas baik
akan
dapat
mengurangi penyusupan air tapisan ke zona permeable tersebut. Kita juga
bisa mengatur sifat
- sifat air tapisan dari lumpur agar tidak merusak
formasi. Dalam hal - hal formasinya
sangat sensitive terhadap
air tapisan, kita dapat menggunakan lumpur minyak
dimana air tapisannya adalah
minyak.
Meneruskan
tenaga hidrolik (hydraulic horse power) ke pahat
Seperti
diketahui
bahwa
pahat harus
dibersihkan dari
serbuk basil pemboran, kalau tidak maka
akan
terjadi
pernboran
ulang
terhadap
serbuk
bor tersebut, yang akan berakibat buruk terhadap
kecepatan pemboran (rate
of penetration) dan juga masa pakai dari
pahat itu sendiri. Disini
lumpur
berfungsi sebagai
sarana
untuk mengangkut serbuk bor tersebut keperrnukaan. Kemampuan untuk mengankat serbuk bor dari pahat itu didapat karena adanya tenaga hidrolik (hydraulic horsepower) yang tersedia harus disalurkan dari permukaan menuju ke pahat lewat
media lumpur yang akan kita
sebut
sebagai
Bit
Hidraulic Horse
Power.
Factor
-
factor yang mempengaruhi bit hydraulic
horsepower
ini
adalah
berat jenis lumpur,
kekentalan,
ukuran nozzle,
kecepatan aliran lumpur. Secara umum,
bit
hydraulic
horsepower
dapat diperbesar dengan memperkecil ukuran nozzle, kekentalan dan atau
memperbesar kecpeatan aliran
fluida.
Melepaskan
serbuk bor dipermukaan
Untuk menghindari sirkulasi ulang
dari serbuk bor
maka serbuk
bor tersebut harus dibuang sebanyak - banyaknya ketika sampai dipermukaan. Beberapa alat biasa
dipergunakan untuk keperluan
tersebut misalnya; shale shaker, desander, desilter, centrifuge. Tetapi sifat -
sifat aliran lumpur juga mempengaruhi efisiensi alat - alat tersebut. Bak pengendapan
(settling pit) juga dapat memisahkan serbuk bor dari
lumpur, terutamajika kekentalan dan gel strength dari lumpur itu rendah.
Mendapatkan
informasi maksimal dari keadaan lubang bor
Setelah suatu lubang berhasil dibor, maka diperlukan data - data
untuk keperluan evaluasi. Keadaan
lumpur harus
dij aga secara
optimal setiap
saat selama pemboran, logging maupun saat penyelesaian sumur.
Hasil - hasil logging, penelitian maupun serbuk
harus didapat sebaik mungkin untuk mendapat data - data yang akurat.
Membatasi korosi
terhadap pipa bor dan selubung
Sifat korosi dalam lumpur pemboran, biasanya disebabkan karena
adanya
pencemaran C02, H2S, 02 dan bakteri - bakteri (dalam keadaan diam)
terhadap
lumpur.
Lumpur yang
pHnya rendah, tercemar oleh garam akan
bersifat korosif
dari pada lumpur air tawar. Lumpur
minyak adalah lumpur yang tidak korosif
sama sekali.Untuk menghindari
hal
- hal tersebut diatas, kedalam
lumpur dapat dimasukkan/ ditambahkan bahan - bahan
pencegah korosi dan/atau diusahakan
untuk mencegah pencemaran - pencemaran menjadi tidak bersifat korosif.
Drilling Fluid : Composition of Drilling Mud
Lihat Juga
Comments
Post a Comment